Oleh :
Ade Setiadi, ST, M.Si
Widyaiswara Ahli Madya Kab.Tasikmalaya
Pada era globalisasi yang penuh dengan tantangan kompleks dan dinamis, peran kepemimpinan yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur bangsa menjadi semakin sangat penting. Di Indonesia, Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa memiliki nilai-nilai yang harus tercermin dalam kepemimpinan, terutama yang berkaitan dengan etika dan integritas. Dalam konteks ini, etika dan integritas kepemimpinan Pancasila menjadi sangat penting untuk diterapkan baik dalam lingkungan pemerintahan, dunia usaha dan lainnya.
Pada Prinsipnya etika merupakan cabang filsafat yang mempelajari tentang prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai baik buruk yang mengatur perilaku individu dalam masyarakat. Dalam konteks kepemimpinan, etika menjadi landasan bagaimana seorang pemimpin harus bertindak dan mengambil keputusan yang baik, adil, dan dapat dipertanggungjawabkan dalam menjalankan tugasnya. Integritas sangat berkaitan dengan konsistensi dalam menegakkan prinsip dan nilai-nilai yang diyakini seseorang. Pemimpin yang berintegritas adalah mereka yang konsisten menjalankan nilai-nilai dan norma yang telah disepakati, serta menjunjung tinggi kejujuran dan tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya.
Dalam Pancasila, terdapat lima sila yang saling berkaitan dan harus diterapkan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam kepemimpinan:
- Ketuhanan yang Maha Esa. Prinsip ini mengajarkan bahwa seorang pemimpin harus memiliki landasan spiritual yang kuat. Etika kepemimpinan berdasarkan nilai ini mencakup kejujuran, ketulusan, dan sikap adil.
- Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Pemimpin harus menghormati hak-hak asasi manusia dan memperlakukan semua orang dengan adil dan beradab. Sila ini mengajarkan bahwa dalam setiap pengambilan keputusan, pemimpin harus mempertimbangkan kepentingan bersama dan menunjukkan empati dalam kehidupan sehari – hari.
- Persatuan Indonesia. Pada prinsip ini mendorong pemimpin untuk mempersatukan, bukan memecah belah. Etika kepemimpinan dalam konteks ini mengedepankan persatuan dan toleransi, serta menghindari tindakan yang memicu perpecahan dalam setiap tindakannya.
- Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk mendengarkan aspirasi rakyat dan mampu mengambil keputusan yang bijaksana. Etika yang dibangun dalam sila ini mengutamakan prinsip musyawarah untuk mufakat dan menghargai suara rakyat dalam menjalankan tugasnya.
- Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.Pada prinsip ini mengedepankan keadilan sosial di seluruh aspek kehidupan. Seorang pemimpin Pancasilais harus berjuang untuk mengurangi kesenjangan sosial dan memberikan akses yang sama kepada seluruh rakyat.
Tantangan yang sering dihadapi pada seorang pemimpin, di antaranya:
- Adanya korupsi dan kolusi.
- Kepentingan pribadi dan golongan.
- Tekanan politik dan ekonomi.
Etika dan integritas kepemimpinan yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila merupakan landasan penting dalam menciptakan kepemimpinan yang berkeadilan, bermoral, dan berorientasi pada kepentingan masyarakat. Nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila, mulai dari Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan,
hingga Keadilan Sosial, membentuk kerangka moral dan etika yang harus dihayati dan dijalankan oleh setiap pemimpin. Seorang pemimpin Pancasilais dituntut untuk memiliki kemampuan atau skill, kejujuran, tanggung jawab, serta keberanian untuk mendahulukan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi atau kelompok dan lainnya.
Dalam mewujudkan Kepemimpinan Pancasila diperlukan langkah – langkah konkret sebagai berikut :
- Adanya penguatan Pendidikan Etika dan Pancasila dalam kepemimpinan.
- Adanya Penegakan Hukum dan Pengawasan yang ketat.
- Pemberian teladan atau contoh dari Pemimpin.
- Pengembangan sistem penghargaan dan sanksi.
- Adanya komitmen mewujudkan keadilan sosial.